Minggu, 20 Februari 2011

Back to Nature

Hello semuanya.. Akhirnya bisa nulis lagi, selama kuliah jadi punya sedikit waktu buat buka blog dan kalo bisa buka komputer itupun cuma buat refreshing otak alias maen. Dan setelah gw pulang dari acara kampus gw "Geladi Natural" akhirnya gw meniatkan diri untuk ngisi ni blog lagi.

Jadi ceritanya gw ikut acara kampus yang namanya Geladi Natural. Apaan sich tu? Gampangnya sich camping, cuma mungkin ini camping yang beda dari biasanya kalo kalian pernah camping sebelumnya. Acara ini bukan sekedar numpang nginep di gunung aja, tapi tujuannya lebih berfokus pada bagaimana kita lebih mencintai alam dan lebih bersahabat dengan alam serta menghargainya sebagai sumber kehidupan.

Geladi Natural kali ini berlokasi di Bumi Perkemahan Cikole (Lembang atas dikit) dan persertanya kali ini berjumlah 90 orang. Para peserta berangkat dari kampus kurang lebih pukul 13.45. Lalu transpornya? Gw sendiri kaget dengan apa yang gw liat, transportasi kami adalah truk tentara yang biasanya kalo kalian liat film2 perang ada truk yang khusus buat bawa tentara-tentaranya nah, kami naik itu.

Sampai di lokasi (Bumi Perkemahan Cikole) langsung diajak ngumpul per kelompok buat ice breaker. Permainannya lumayan seru dan susah, jadi ada 1 orang di kelompok yang jadi raja, ada 1 orang yang jadi anak raja, dan sisa anggota kelompok lainnya berikut anak raja jadi pagar buat mengelilingi raja sendiri . Paraturannya raja harus bisa menculik anak dari raja yang lain, dan alhasil permainan jadi rusuh, banyak yang jatoh-jatohan sampe lecet.

Setelah itu semua kelompok dipersilakan menuju ke tenda masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok ada 3 tenda (2 tenda tidur, 1 tenda barang) dan jarak dari tenda 1 kelompok ke tenda kelompok lain lumayan jauh. Gw sendiri dapet kelompok Pinus yang beranggotakan John Fisher, Andira, Steven, Telly, Tiara, Nathania, Calvin, Swani, dan tentu saja gw sendiri. Setelah beres-beres di tenda masing-masing, malamnya semua kelompok dikumpulin buat makan malam. Makan malam kali itu benar-benar cuma pake penerangan seadanya, yaitu senter yang dibawa tiap anggota kelompok dan duduknya di rumput, alhasil malam itu semua peserta serasa makan di cafe Blind, cuma modal senter doank.
Setelah makan mlaam, semua kelompok diberi obor (1tiap kelompok) lalu pergi ke hutan damar yang letaknya sekitar 180 meter dari tempat para peserta makan tadi. Perjalanan jadi serasa jurit malam karena penerangannya cuma obor dan itupun dipegang sama ketua kelompok, berhubung gw jalannya di belakang jadi jalannya gelap-gelap gimanaaa gitu. Sampai di hutan Damar semua kelompok disuruh duduk tenang di antara pepohonan dan tidak boleh mengeluarrkan suara sambil memandang bulan purnama yang lagi bersinar terang malam itu. Kalau dipikir-pikir lagi, karena tu hutan damar mirip sama hutan ada ada di film "Twilight" gw jadi kebayan gkalo pas lagi bulan purnama gitu ada Edward sama Jacob numpang lewat di depan kita.
Setelah perenungan bersama di hutan damar, semua kelompok dipersilakan untuk kembali ke tenda dan tidur.

Hari berikutnya merupakan bagian yang asik karena acaranya adalah outing. Tiap kelompok dikasih kayak peta hatra karun gitu dan petanya itu nunjukkin rute perjalanan yang akan kita lewatin nanti. Selama outing tentunya banyak kejadian seru tentunya, main air, main burung, sampe perang lumpur, ada juga yang nyasar karena ga bisa baca peta. Seperti biasanya kalo outing yang namanya baju ga akan ada yang bersih lagi, perut juga udah pasti dangdutan alias teriak-teriak minta diisi makanan. Malemnya semua peserta makannya jadi lahap banget.
Oh ya, pas malemnya ada acara yang namanya "Pesta Rakyat". Jadi itu ceritanya kita diundang ke pesta yang dibikin oleh raja penguasa alam setempat. Tiap kelompok punya tugas masing-masing buat memberi pertunjukkan untuk menghibur raja di acara pesta rakyat. Ada yang kebagian bikin lagu, ada yang bikin pantun, bikin drama, bikin puisi.
Suasana yang tadinya terganggu oleh angin gunung yang sangat dingin berubah jadi hangat karena tampilan para peserta yang kocak-kocak disertai api unggun di tengah-tengah peserta.

Hari ketiga semua kelompok sudah packing pagi-pagi sembari sarapan lalu bersiap-siap menuju tempat ngumpul yang uda ditentuin. Di sana ada refleksi tentang apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman Geladi Natural ini.
Alam seperti ibu kita, kita hidup di alam, kita makan semuanya berasal dari alam, dan alamlah yang memelihara kita sama seperti seorang ibu yang merawat anaknya tanpa mengharap imbalan. Tegakah kita merusak alam yang telah begitu baik kepada kita?
Begitulah perenungan yang kami dapat selama geladi natural. Setelah itu semua peserta bersepakat mengatakan "MALU BUANG SAMPAH SEMBARANGAN". Itu merupakan salah satu gerakan cinta alam ini, mungkin kelihatannya kecil dan sepele, tapi dari hal yang kecil itu bila dapat kita kerjakan dengan serius dapat menghasilkan dampak yang luar biasa.
Selesai reflaksi, ada makan siang, dan akhirnya seluruh peserta kembali ke kampus tercinta, Unpar dan tentu saja menggunakan truk Brimob yang dipakai di awal untuk pergi ke lokasi.

Back to Nature, mungkin merupakan salah satu cara untuk kita tidak saja menghargai hidup ini, tapi juga masa depan dan anak cucu kita kelak nanti.